Selasa, 03 November 2015

KESULTANAN BANTEN


Kata Pengantar



Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami semua. Dengan pertolongan dan hidayah-Nyalah  kami  bisa menyelesaikan makalah  sejarah dengan judul “KESULTANAN BANTEN” yang di ampu oleh guru kami Ibu Hj.Zulfah Ratnawati S.Pd.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi teladan bagi semua umat serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna,mohon kritik dan saran agar kami dapat menyempurnakan makalah-makalah berikutnya. Kami juga mohon ma’af atas koreksi disana-sini dari berbagai pihak dengan senang hati kami terima.
            Demikianlah semoga senantiasa mendapat ridlo dan perlindungan dari Allah SWT.Amin.








KESULTANAN  BANTEN


A.Sejarah Kesultanan Banten

Description: D:\PiCtUreee\galau\banten.jpg

Kesultanan Banten merupakan kerajaan islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten,Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.
Maulana Hasanuddin,putra Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut.Setelah penaklukan tersebut,Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang disebut Surosowan,yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah banten menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.
Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813 setelah sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan pada masa-masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.

A.Pembentukan awal
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/92/Banten-city-Java-1724.jpg/250px-Banten-city-Java-1724.jpg
Description: http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf22/skins/common/images/magnify-clip.png
De Stad Bantam, lukisan cukilan lempeng logam (engraving) karya François Valentijn, Amsterdam, 1726.
Pada awalnya kawasan Banten juga dikenal dengan Banten Girang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda.Kedatangan pasukan Kerajaan Demak di bawah pimpinan Maulana Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah juga sekaligus penyebaran dakwah islam.Kemudian dipicu oleh adanya kerjasama Sunda-Portugal dalam bidang ekonomi dan politik,hal ini dianggap dapat membahayakan kedudukan kerajaan demak selepas kekalahan mereka mengusir Portugal dari Malaka tahun 1513.Atas perintah Trenggana,bersama Fatahillah melakukan penyerangan dan penaklukan Pelabuhan Klapa sekitar tahun 1527,yang sewaktu itu merupakan pelabuhan utama di Kerajaan Sunda.
Selain mulai membangun benteng pertahanan di Banten,Maulana Hasanuddin juga melanjutkan perluasankekuasaan ke daerah penghasil lada di Lampung.Ia berperan dalam penyebaran islam di kawasan tersebut,selain itu ia juga telah melakukan kontak dagang dengan raja Malangkabu(Minangkabau,kerajaan Inderapura),Sultan Munawar Syah dan dianugerahi keris oleh raja tersebut.
Seiring dengan kemunduran Demak setelah meninggalnya Trenggana,Banten yang sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak,mulai melepaskan diri dan menjadikan kerajaan yang mandiri.Maulana Yusuf anak dari Maulana Hasanuddin,naik tahta pada tahun 1570 melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda dengan menaklukkan Pakuan Pajajaran tahun 1579.Kemudian digantikan anaknya Maulana Muhammad,yang mencoba menguasai Palembang tahun 1596 sebagai bagian usaha Banten untuk mempersempit gerakan Portugal di nusantara,namun gagal karena ia meninggal dalam penaklukkan tersebut.
Pada masa Pangeran Ratu anak dari Maulana Muhammad,ia menjadi raja pertama di Pulau Jawa yang mengambil gelar ”Sultan” pada tahun 1638 dengan nama arab Abu Al-Mufakhir Mahmud Abdulkadir.Pada masa ini Sultan Banten telah mulai secara intensif melakukan hubungan diplomasi dengan kekuatan lain yang ada pada waktu itu,salah satu diketahui surat Sultan Banten  kepada raja Inggris,James I tahun 1605 dan tahun 1629 kepada Charles I.

B. Puncak kejayaan
Kesultanan Banten merupakan kerajaan maritim dan mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomiannya.Monopoli atas perdagangan lada di Lampung, menempatkan penguasa Banten sekaligus sebagai perdagangan perantara dan Kesultanan Banten berkembang pesat, menjadi salah satu pusat niaga yang penting pada masa itu.Perdagangan laut berkembang ke seluruh Nusantara, Banten menjadi kawasan multi-etnis. Dibantu orang inggris,Denmark,tionghoa,Banten berdagang dengan Persia,India,Siam,Vietnam,Filiphina,Cina dan Jepang.
Masa Sultan Ageng Tirtayasa (bertahta 1651-1682) dipandang sebagai masa kejayaan Banten. Di bawah dia, Banten memiliki armada yang mengesankan, dibangun atas contoh Eropa,serta juga telah mengupah orang Eropa bekerja pada Kesultanan Banten. Dalam mengamankan jalur pelayarannya Banten juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura(Kalimantan Barat sekarang) dan menaklukkannya tahun 1661.Pada masa ini Banten juga berusaha keluar dari tekanan VOC,yang sebelumnya telah melakukan blockade atas kapal-kapal dagang menuju Banten.

C. Perang saudara
Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam Kesultanan Banten, akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan antara Sultan Ageng dengan  putranya Sultan Haji. Perpecahan ini dimanfaatkan oleh vereenigde oostindische compagnie(VOC)yang memberikan dukungan kepada Sultan Haji, sehingga perang saudara tidak dapat dielakkan. Sementara dalam memperkuat posisinya, Sultan Haji sempat mengirimkan 2 orang utusannya,menemui Raja Inggris di London tahun 1682 untuk mendapatkan dukungan serta bantuan persenjataan.Dalam perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa, namun pada 28 Desember 1682 ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC. Sultan Ageng bersama putranya yang Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf dari Makassar ke arah selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng tertangkap kemudian ditahan di Batavia.
Sementara VOC terus mengejar dan mematahkan perlawanan pengikut Sultan Ageng yang masih berada dalam pimpinan Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf.Pada 5 Mei 1683, VOC mengirim Untung Suropati yang berpangkat letnan beserta pasukan Balinya, bergabung dengan pasukan pimpinan Letnan Johannes Maurits van Happel menundukkan kawasan Pamotan dan Dayeuh Luhur, di mana pada 14 Desenber 1683,mereka berhasil menawan Syekh Yusuf. Sementara setelah terdesak akhirnya Pangeran Purbaya menyatakan menyerahkan diri. Kemudian Untung Surapati disuruh oleh Kapten Johan Ruisj untuk menjemput Pangeran Purbaya, dan dalam perjalanan membawa Pangeran Purbaya ke Batavia, mereka berjumpa dengan pasukan VOC yang dipimpin oleh Willem Kuffeler, namun terjadi pertikaian di antara mereka, puncaknya pada 28 Januari 1684, pos pasukan Willem Kuffeler dihancurkan, dan berikutnya Untung Surapati beserta pengikutnya menjadi buronan VOC. Sedangkan Pangeran Purbaya sendiri baru pada 7 Februari 1684 sampai di Batavia.

D. Penurunan
Bantuan dan dukungan VOC kepada Sultan Haji mesti dibayar dengan memberikan kompensasi kepada VOC di antaranya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung diserahkan kepada VOC, seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung.Selain itu berdasarkan perjanjian tanggal 17 April 1684, Sultan Haji juga mesti mengganti kerugian akibat perang tersebut kepada VOC.
Setelah meninggalnya Sultan Haji tahun 1687, VOC mulai mencengkramkan pengaruhnya di Kesultanan Banten, sehingga pengangkatan para Sultan Banten mesti mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral Hindia-Belanda di Batavia.Sultan Abu Fadl Muhammad Yahya diangkat mengantikan Sultan Haji namun hanya berkuasa sekitar tiga tahun, selanjutnya digantikan oleh saudaranya Pangeran Adipati dan kemudian dikenal juga dengan gelarKang Sinuhun ing Nagari Banten.
Perang saudara yang berlangsung di Banten meninggalkan ketidakstabilan pemerintahan masa berikutnya. Konfik antara keturunan penguasa Banten maupun gejolak ketidakpuasan masyarakat Banten, atas ikut campurnya VOC dalam urusan Banten. Perlawanan rakyat kembali memuncak pada masa akhir pemerintahan Sultan Abul Fathi Muhammad Shyfa Zainul Arifin, di antaranya perlawanan Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Akibat konflik yang berkepanjangan Sultan Banten kembali meminta bantuan VOC dalam meredam beberapa perlawanan rakyatnya sehingga sejak 1752 Banten telah menjadi vassal dari VOC.



E. Penghapusan kesultanan
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/74/Ruine_van_de_Dalam_van_Bantam.jpg/250px-Ruine_van_de_Dalam_van_Bantam.jpg
Description: http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf22/skins/common/images/magnify-clip.png
Reruntuhan Kraton Sultan di tahun 1859 (gambar oleh C. Buddingh dari Geschiedenis van Nederlandsch Indië atau "Sejarah Hindia Belanda")
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/20/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_ru%C3%AFne_van_het_kraton_Ka%C3%AFbon_TMnr_10005133.jpg/250px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_ru%C3%AFne_van_het_kraton_Ka%C3%AFbon_TMnr_10005133.jpg
Description: http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf22/skins/common/images/magnify-clip.png
Reruntuhan Kraton Kaibon, bekas istana kediaman Ibu Suri Sultan Banten, di tahun 1933
Pada tahun 1808 Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, memerintahkan pembangunan Jalan Raya Pos untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris.Daendels memerintahkan Sultan Banten untuk memindahkan ibu kotanya ke Anyer dan menyediakan tenaga kerja untuk membangun pelabuhan yang direncanakan akan dibangun di Ujung Kulon . Sultan menolak perintah Daendels, sebagai jawabannya Daendels memerintahkan penyerangan atas Banten dan penghancuran Istana Surosowan. Sultan beserta keluarganya disekap di Puri Intan (Istana Surosowan) dan kemudian dipenjarakan di Benteng Speelwijk.Sultan Abu Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin kemudian diasingkan dan dibuang ke Batavia. Pada 22 November 1808, Daendels mengumumkan dari markasnya di Serang bahwa wilayah Kesultanan Banten telah diserap ke dalam wilayah Hindia Belanda.
Kesultanan Banten resmi dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris.Pada tahun itu,Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin  dilucuti dan dipaksa turun tahta oleh Thomas Stamford Rafless.Peristiwa ini merupakan pukulan pamungkas yang mengakhiri riwayat Kesultanan Banten.

F. Agama
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cd/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_moskee_en_minaret_in_Karang_Antu_TMnr_3728-818.jpg/250px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_moskee_en_minaret_in_Karang_Antu_TMnr_3728-818.jpg
Description: http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf22/skins/common/images/magnify-clip.png
Lukisan litograf Masjid Agung Banten pada kurun 1882-1889.
Berdasarkan data arkeologis, masa awal masyarakat Banten dipengaruhi oleh beberapa kerajaan yang membawa keyakinan Hindu Budha,seperti Tarumanegara,Sriwijaya dan Kerajaan Sunda.Dalam Babad Banten menceritakan Sunan Gunung Jati bersama Maulana Hasanuddin melakukan prnyebaran agama islam secara intensif kepada penguasa Banten Girang beserta penduduknya,
Islam menjadi pilar pendirian Kesultanan Banten, Sultan Banten dirujuk memiliki silsilah sampai kepada Nabi Muhammad, dan menempatkan para ulama memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakatnya, seiring itu tarekat maupun tasawuf juga berkembang di Banten. Sementara budaya masyarakat menyerap Islam sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Beberapa tradisi yang ada dipengaruhi oleh perkembangan Islam di masyarakat, seperti terlihat pada kesenian bela diri Debus.
Toleransi umat beragama di Banten, berkembang dengan baik. Walau didominasi oleh muslim, namun komunitas tertentu diperkenankan membangun sarana peribadatan mereka, di mana sekitar tahun 1673 telah berdiri beberapa klenteng pada kawasan sekitar pelabuhan Banten.


G. Perekonomian
Dalam meletakan dasar pembangunan ekonomi  Banten, selain di bidang perdagangan untuk daerah pesisir, pada kawasan pedalaman pembukaan sawah mulai diperkenalkan. Asumsi ini berkembang karena pada waktu itu di beberapa kawasan pedalaman seperti Lebak, perekonomian masyarakatnya ditopang oleh kegiatan perladangan, sebagaimana penafsiran dari naskah sanghyang siksakanda ng karesian yang menceritakan adanya istilah pahuma (peladang), panggerek(pemburu)dan panyadap (penyadap). Ketiga istilah ini jelas lebih kepada sistem ladang, begitu juga dengan nama peralatanya seperti kujangpatikbaliungkored dan sadap..
Tak dapat dipungkiri sampai pada tahun 1678, Banten telah menjadi kota metropolitan, dengan jumlah penduduk dan kekayaan yang dimilikinya menjadikan Banten sebagai salah satu kota terbesar di dunia pada masa tersebut.

H. Pemerintahan
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d8/Flag_of_Bantam.png/150px-Flag_of_Bantam.png
Description: http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf22/skins/common/images/magnify-clip.png
Bendera Kesultanan Banten, versi pelat Jepang tahun 1876.
Setelah Banten muncul sebagai kerajaan yang mandiri, penguasanya menggunakan gelar Sultan, sementara dalam lingkaran istana  terdapat gelar Pangeran RatuPangeran AdipatiPangeran Gusti, danPangeran Anom yang disandang oleh para pewaris. Pada pemerintahan Banten terdapat seseorang dengan gelar Mangkubumi,kadi,patih,serta syahbandar yang memiliki peran dalam administrasi pemerintahan. Sementara pada masyarakat Banten terdapat kelompok bangsawan yang digelari dengan tubagus(Ratu Bagus),ratu atau sayyid, dan golongan khusus lainya yang mendapat kedudukan istimewa adalah terdiri atas kaum ulama,pamong praja, serta kaum jawara.
Pusat pemerintahan Banten berada antara dua buah sungai yaitu Ci Banten dan Ci Karangantu. Di kawasan tersebut dahulunya juga didirikan pasar,alun-alun dan istana surosowan yang dikelilingi oleh tembok beserta parit, sementara disebelah utara dari istana dibangun Masjid Agung Banten dengan menara berbentuk mercusuar yang kemungkinan dahulunya juga berfungsi sebagai menara pengawas untuk melihat kedatangan kapal di Banten.

Berdasarkan Sejarah Banten, lokasi pasar utama di Banten berada antara Masjid Agung Banten dan Ci Banten, dan dikenal dengan nama Kapalembangan. Sementara pada kawasan alun-alun terdapat paseban yang digunakan oleh Sultan Banten sebagai tempat untuk menyampaikan maklumat kepada rakyatnya. Secara keseluruhan rancangan kota Banten berbentuk segi empat yang dpengaruhi oleh konsep Hindu-Budha atau representasi yang dikenal dengan nama mandala.Selain itu pada kawasan kota  terdapat beberapa kampong yang mewakili etnis tertentu, seperti Kampung Pekojan (Persia) dan Kampung Pecinan.
Kesultanan Banten telah menerapkan cukai atas kapal-kapal yang singah ke Banten, pemungutan cukai ini dilakukan oleh Syahbandaryang berada di kawasan yang dinamakan Pabean. Salah seorang syahbandar yang terkenal pada masa Sultan Ageng bernamaSyahbandar Kaytsu.

I.   Daftar penguasa Banten
·         Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin 1552-1570
·         Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareya 1570-1585
·         Maulan Muhammad atau Pangeran Sedangrana 1585-1596
·         Sultan Abu Mufakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu 1596-1647
·         Sultan Abu al Ma’ali Ahmad 1647-1651
·         Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah 1651-1682
·         Sultan Haji atau Abu Nashar Abdul Qahar 1683-1687
·         Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya 1687-1690
·         Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin 1690-1733
·         Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin 1733-1747
·         Ratu Syarifah Fatimah 1747-1750
·         Sultan Arif Zainul Assyiqin al-Qadiri 1753-1773
·         Sultan Abul Mufakhir Muhammad Aliuddin 1773-1799
·         Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin 1799-1803
·         Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin 1803-1808


J.  Warisan sejarah
Setelah dihapuskannya Kesultanan Banten, wilayah Banten menjadi bagian dari kawasan kolonialisasi. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, tahun 1817 Banten dijadikan keresidenan, dan sejak tahun 1926 wilayah tersebut menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat . Kejayaan masa lalu Kesultanan Banten menginspirasikan masyarakatnya untuk menjadikan kawasan Banten kembali menjadi satu kawasan otonomi, reformasi pemerintahan Indonesia berperan mendorong kawasan Banten sebagai provinsi tersendiri yang kemudian ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000.
Selain itu masyarakat Banten telah menjadi satu kumpulan etnik tersendiri yang diwarnai oleh perpaduan antar-etnis yang pernah ada pada masa kejayaan Kesultanan Banten, dan keberagaman ini pernah menjadikan masyarakat Banten sebagai salah satu kekuatan yang dominan di Nusantara.



Penutup dan Kesimpulan


a.    Kesultanan Banten merupakan kerajaan islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten,Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan
b.    Raja-raja yang terkenal diantaranya yaitu Sultan Maulana Hasanuddin,Maulana Yusuf,Maulana Mahmud,Sultan Ageng Tirtayasa,Sultan Haji,dll.
c.    Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam Kesultanan Banten, akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan antara Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji.Politik Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC sangat keras,namun tidak di setujui oleh putranya Sultan Haji sehingga terjadi paerselisihan.Sultan Haji minta bantuan VOC sehingga kerajaan Banten yang jaya dan besar kemudian di bawah pengaruh VOC.
d.    Islam menjadi pilar pendirian Kesultanan Banten, Sultan Banten dirujuk memiliki silsilah sampai kepada Nabi Muhammad, dan menempatkan para ulama meiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakatnya, seiring itu tarekat maupun tasawuf juga berkembang di Banten.
e.    Pusat pemerintahan Banten berada antara dua buah sungai yaitu Ci Banten dan Ci Karangantu. Di kawasan tersebut dahulunya juga didirikan pasar,alun-alun dan istana surosowan yang dikelilingi oleh tembok beserta parit, sementara disebelah utara dari istana dibangun Masjid Agung Banten dengan menara berbentuk mercusuar yang kemungkinan dahulunya juga berfungsi sebagai menara pengawas untuk melihat kedatangan kapal di Banten.
f.     Kehidupan ekonomi kesultanan Banten berkembang pada Bandar perdagangan dan pusat penyebaran agama islam.Pelabuhan Banten saat itu merupakan pelabuhan ekspor untuk perdagangan lada. Selain itu,keuntungan yang di dapat dari bidang perdagangan lada,digunakan untuk mengembangkan sector pertanian di pedalaman.




Daftar Pustaka



 Adipranoto,Sudiyoto.1994.Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah.Surakarta:Widya Duta.
Badrika,I Wayan.2006.Sejarah SMA 2.Jakarta:Erlangga.
Ricklefs,M.C1991.Sejarah Indonesia Modern.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Soekmono,R.1985.Pengantar Sejarah Kebudayaan.Yogyakarta:Kanisius.
Wurjantoro,Edhie.1996.Sejarah Nasional dan Umum 1.Jawa Tengah:Perum Balai Pustaka.

www.wikipedia/wiki/sejarahkerajaan-banten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar