Yogyakarta- Distrubtive Technology merupakan salah satu topik yang ramai dibicarakan di ranah perpustakaan. What is realy going on? Saat ini marak akan informasi hoax, hoax merupakan sesuatu yang biasa, awalnya hanya sebuah prank yang menggunakan sedikit tipuan untuk bercanda, namun pada akhirnya menjadi serius ketika di kombinasikan dengan politik dan agama, dan pada akhirnya menimbulkan kegamangan. Pada tahun 1998 istilah distrubtive technology sudah ramai diperbincangkan, ketika orang-orang baru merumuskan konsep perpustakaan digital. Informasi hoax di anggap sebagai distrubtion karena menimbulkan kegamangan mengenai validitas info yang tersebar.
Berbicara tentang distrubtion,
kira-kira apa sih dampaknya? Tentu banyak dampak dari distrubtion, diantaranya
Evisiensi biaya, meningkatkan Kualitas sehingga menjadi lebih baik, Produk jasa
akan lebih mudah diakses, membuat Pasar menjadi terbuka, dan membuat sesuatu
menjadi lebih akurat.
Selanjutnya mengenai distrubsi
atau kegamangan inovasi, kemajuan tidak melulu bergantung pada teknologi baru,
tetapi berkaitan dengan kecerdasan berfikir kita untuk lebih kreatif dalam
memanfaatkan peluang. Orang dengan kemampuan pendidikan yang tajam bisa
mengganggu lembaga yang sudah matang dengan teknologi yang disturb informasinya.
Segala sesuatu harus mengalami perkembangan, tapi dimana perubahannya? Bukan teknologinya,
tetapi inovasilah yang harus terus berkembang.
Lalu apa sih yang dikejar oleh
perpustakaan agar tetap terus berkembang? Yang pertama adalah kebebasan akses
dengan artian tidak ada hambatan dalam akses, yang kedua adalah kecerdasan
secara bersama agar tercipta peradaban yang tidak stagnan, dan yang terakhir
adalah penghargaan kepada pribadi atau pemustaka. Selama prinsip ke-2 dan 3
tetap ada, maka perpustakaan akan selalu ada.
(Rabu/21-03-2018).
Informasi di atas merupakan
materi yang disampaikan oleh narasumber
yang di import langsung dari Australia, beliau adalah Bapak Putu Laxman Pendit,
Ph.D, dalam rangka stadium Generale Mahasiswa program Studi Ilmu perpustakaan,
dengan Tema “perkembangan Library Information System dan dampak Digital
Distruption Terhadap Kepustakawanan” yang bertempat di gedung Prof. RHA Soenarjo, SH. (Convention Hall UIN
Sunan Kalijaga) lantai 2 dan
dimoderatori oleh Bapak M solihin Arianto, M.LIS yang merupakan salah satu
dosen ketche Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Bapak putu
ini sangat tidak asing bagi orang berkecimpung dengan studi perpustakaan,
bukunya selalu menjadi rujukan utama para mahasiswa, keilmuan kepustakawanannya
tidak perlu di pertanyakan lagi. cara beliau menuliskannya pun enak untuk
dibaca.
Suatu kebanggaan tersendiri bisa
turut hadir menjadi peserta dalam acara ini, sebuah pengalaman yang mengagumkan
yang belum tentu kita dapat di tempat
lain, terimakasih bapak ka. Prodi beserta Para panitia yang sudah susah payah
mempersiapkan semuanya. Sekian dari saya, tunggu cerita selanjutnya ya… J
#Ana Safitri
#IP/C
#IDKS2018
#Librarian
#Pustakawan
#LiveReport
#StadiumGenerale